Jakarta, Kebiasaan makan sehat memang perlu ditanamkan sejak kecil. Ini penting agar anak tidak menjadi sosok pemilih makanan. Ketika anak maunya cuma makan yang itu-itu saja dan enggan makan makanan bergizi lainnya, sebaiknya orang tua waspada agar anak tak kena masalah gizi serius.
Dituturkan Profesor Hardinsyah, Ketua Umum Pergizi Pangan Indonesia, saat ini Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki permasalahan gizi yang cukup serius. Bagaimana tidak, masih ada balita hingga remaja yang mengalami stunting (pendek di bawah rata-rata), wasting (kurus, berat badan tak sesuai tinggi) dan obesitas atau kelebihan berat badan.
"Maka dari itu, perlu upaya untuk memberikan edukasi mengenai gizi seimbang sejak usia dini," kata Prof Hardinsyah, saat ditemui di sela-sela acara Karnaval Ayo Melek Gizi 2016, di Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (24/1/2016).
Baca juga: Tenang, Makan Telur Tidak Lantas Sebabkan Bisul
Menurut Prof Hardiansyah, masalah gizi tersebut disebabkan karena rendahnya konsumsi makanan yang bergizi tinggi. Sayur, buah dan pangan hewani tidak diasup secara memadai. Apalagi berdasarkan riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2010, sebanyak 93,5 persen penduduk Indonesia berusia lebih dari 10 tahun, minim mengonsumsi sayur dan buah.
Dapat disimpulkan, baru 6,5 persen penduduk saja yang mengonsumsi cukup sayur dan buah. Data ini diperkuat oleh Laporan Survei Diet Total (SDT) 2015 yang menunjukkan bahwa rata-rata konsumsi sayur dan buah penduduk Indonesia hanya mencapai 57,1 gram dan 33,5 gram per orang per harinya.
Prof Endang L Achadi, MPH, beberapa waktu lalu menuturkan masalah gizi dan nutrisi di Indonesia termasuk berat. Indonesia merupakan salah satu dari 17 negara di dunia yang punya tiga masalah gizi di waktu bersamaan, yakni stunting, wasting dan obesitas.
"Bukannya kita mau buka borok kita sendiri ya, tapi memang begini keadaannya. Dari 117 negara, ada 17 negara yang mengalami masalah stunting, wasting dan obesitas secara bersamaan, Indonesia salah satunya," ungkap Prof Endang.
Dalam laporannya, Prof Endang mengatakan bahwa 37,2 persen balita Indonesia mengidap stunting, 12,1 persen mengidap wasting dan 11,9 persen mengalami kelebihan berat badan. Jika dibiarkan, masalah ini akan menjadi beban di kemudian hari.
Baca juga: Kata Pakar Soal Mono Meals yang Diklaim Bisa Bikin Langsing
Untuk memerangi masalah gizi serius, Prof Hardin menilai pentingnya kegiatan edukasi gizi kepada masyarakat agar memahami prinsip gizi seimbang. Dengan demikian masyarakat akan meningkatkan konsumsi makanan bergizi.
Selain meningkatkan konsumsi makan bergizi yang seimbang dan lengkap, jangan lupa pula untuk melakukan aktivitas fisik. Ini perlu menjadi perhatian lantaran menurut Riskesdas 2013, sekitar 26,1 persen penduduk Indonesia pasif terhadap kegiatan fisik.(vit/vit)
Dituturkan Profesor Hardinsyah, Ketua Umum Pergizi Pangan Indonesia, saat ini Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki permasalahan gizi yang cukup serius. Bagaimana tidak, masih ada balita hingga remaja yang mengalami stunting (pendek di bawah rata-rata), wasting (kurus, berat badan tak sesuai tinggi) dan obesitas atau kelebihan berat badan.
"Maka dari itu, perlu upaya untuk memberikan edukasi mengenai gizi seimbang sejak usia dini," kata Prof Hardinsyah, saat ditemui di sela-sela acara Karnaval Ayo Melek Gizi 2016, di Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (24/1/2016).
Baca juga: Tenang, Makan Telur Tidak Lantas Sebabkan Bisul
Menurut Prof Hardiansyah, masalah gizi tersebut disebabkan karena rendahnya konsumsi makanan yang bergizi tinggi. Sayur, buah dan pangan hewani tidak diasup secara memadai. Apalagi berdasarkan riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2010, sebanyak 93,5 persen penduduk Indonesia berusia lebih dari 10 tahun, minim mengonsumsi sayur dan buah.
Dapat disimpulkan, baru 6,5 persen penduduk saja yang mengonsumsi cukup sayur dan buah. Data ini diperkuat oleh Laporan Survei Diet Total (SDT) 2015 yang menunjukkan bahwa rata-rata konsumsi sayur dan buah penduduk Indonesia hanya mencapai 57,1 gram dan 33,5 gram per orang per harinya.
Prof Endang L Achadi, MPH, beberapa waktu lalu menuturkan masalah gizi dan nutrisi di Indonesia termasuk berat. Indonesia merupakan salah satu dari 17 negara di dunia yang punya tiga masalah gizi di waktu bersamaan, yakni stunting, wasting dan obesitas.
"Bukannya kita mau buka borok kita sendiri ya, tapi memang begini keadaannya. Dari 117 negara, ada 17 negara yang mengalami masalah stunting, wasting dan obesitas secara bersamaan, Indonesia salah satunya," ungkap Prof Endang.
Dalam laporannya, Prof Endang mengatakan bahwa 37,2 persen balita Indonesia mengidap stunting, 12,1 persen mengidap wasting dan 11,9 persen mengalami kelebihan berat badan. Jika dibiarkan, masalah ini akan menjadi beban di kemudian hari.
Baca juga: Kata Pakar Soal Mono Meals yang Diklaim Bisa Bikin Langsing
Untuk memerangi masalah gizi serius, Prof Hardin menilai pentingnya kegiatan edukasi gizi kepada masyarakat agar memahami prinsip gizi seimbang. Dengan demikian masyarakat akan meningkatkan konsumsi makanan bergizi.
Selain meningkatkan konsumsi makan bergizi yang seimbang dan lengkap, jangan lupa pula untuk melakukan aktivitas fisik. Ini perlu menjadi perhatian lantaran menurut Riskesdas 2013, sekitar 26,1 persen penduduk Indonesia pasif terhadap kegiatan fisik.(vit/vit)